1. Jenis-jenis
Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas
(a) kalimat tunggal, (b) kalimat bersusun, (c) kalimat majemuk.
a) Kalimat
Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu
klausa bebas. Kalimat tunggal sering disebut kalimat sederhana, kalimat
simpleks dan kalimat ekaklausa.
Contoh:
(S) (P) (O) (Ket)
Dia
sedang menulis surat di kamar.
b) Kalimat
Bersusun
Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu
klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun
sering juga dinamakan kalimat majemuk bertingkat atau kalimat majemuk
subordinat. Disebut kalimat bersusun karena dapat dianggap adanya lapisan atau
tersusun, yaitu bagian utama dan bagian bawah. Disebut bertingkat karena
bagian-bagiannya memperlihatkan tingkatan yang tidak sama, ada bagian induk dan
bagian anak. Dipandang sebagai subordinasi karena bagian yang satu bergantung
dari bagian yang lain. Klausa-klausa yang membentuk kalimat bersusun
(bertingkat) ini tidak setara, ada klausa utama (Klut) dan klausa subordinat
(Klsub).
Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara
itu, digunakan konjungsi subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun, atau
karena.
Contoh:
( Klut ) ( Klsub )
Kalau
Husna pergi, Andik pun akan pergi.
c) Kalimat
Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari beberapa klausa bebas. Kalimat
majemuk sering pula disebut kalimat setara. Karena klausa-klausa yang membentuknya
memiliki status yang sama, setara atau sederajat. Klausa-klausa yang setara
dalam kalimat majemuk dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti; dan,
atau, tetapi, lalu. Contoh:
(
Kl bebas) ( Kl
bebas) (
Kl bebas)
Rini
melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.
(
Kl
bebas) (
Kl bebas)
Dia
datang dan duduk di sebelah saya.
2. Jenis
Kalimat Berdasarkan Struktur Klausa
Berdasarkan struktur klausanya, kalimat dibedakan atas
kalimat lengkap dan kalimat tak lengkap. Kedua jenis kalimat ini dijelaskan
sebagai berikut.
a) Kalimat
Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung klausa
lengkap. Terdiri atas unsur subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap memiliki
klausa lengkap, yaitu sekurang-kurangnya unsur subjek dan predikat, disebut
juga kalimat mayor.
Contoh:
( S ) ( Ket ) ( P )
Bapak
menteri besok pagi akan ke Jepang.
( S ) ( P ) ( Ket )
Kakeknya
petani kaya di kampung itu.
b) Kalimat
Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang terdiri atas
klausa yang tidak lengkap. Terdiri dari hanya subjek, hanya predikat atau
objek. Kalimat ini disebut juga kalimat minor.
Contoh:
Astaga!
Dari
toko!
3. Jenis
Kalimat Berdasarkan Amanat yang Dikandungnya
Berdasarkan amanat yang dikandungnya, kalimat
dibedakan atas, kalimat deklaratif, kalimat introgatif, kalimat imperative,
kalimat aditif, kalimat responsif, dan kalimat interjektif.
a) Kalimat
Deklaratif
Kalimat
deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi deklaratif yang dalam ragam
tulisan diberi tanda titik pada akhir konstruksi. Amanat yang dikandungnya
berupa pemberitaan atau pernyataan.
Contoh:
1) Gaji
pegawai negeri tidak dinaikkan.
2) Hampir
setiap hari mahasiswa berdemonstrasi.
b) Kalimat
Introgatif
Kalimat
introgatif adalah kalimat yang mengandung intonasi introgatif yang dalam ragam
tulisan diberi tanda tanya (?) pada akhir konstruksi. Selain itu, ditandai pula
oleh partikel tanda tanya seperti –kah, atau, kata tanya seperti; apa, mengapa,
bagaimana. Amanat yang dikandungnya berupa pertanyaan atau keingian memperoleh
jawaban.
Contoh:
Apa
yang Anda harapkan dari saya?
c) Kalimat
Imperatif
Kalimat
imperatif adalah kalimat yang mengandung intonasi imperatif yang dalam ragam
tulisan diberi tanda seru (!) pada akhir konstruksi. Kalimat imperatif ditandai
pula oleh partikel –lah atau kata-kata seperti hendaklah, jangan. Amanat yang
dikandungnya berupa perintah atau keinginan agar orang melakukan apa yang
dikehendaki pembaca atau pembicara.
Contoh:
Jangan
perhatikan ucapannya!
Bacalah
buku itu!
d) Kalimat
Aditif
Kalimat
aditif adalah kalimat yang memberikan keterangan tambahan pada kalimat
pernyataan, dapat lengkap dapat pula tidak lengkap.
Contoh:
1) Sudah
bulan Agustus, pemasukan juga tidak ada.
2) Hanya
belum punya uang.
e) Kalimat
Responsif
Kalimat responsif adalah kalimat terikat yang
berhubungan dengan pernyataan yang mendahuluinya, dapat lengkap, dapat tidak
lengkap. Kalimat responsif biasanya juga disebut kalimat jawaban atau kalimat
tambahan.
Contoh:
1) Ya!
2) Tadi
pagi!
f) Kalimat
Interjektif
Kalimat
interjektif adalah kalimat seruan yang mengungkapkan perasaan, dapat lengkap,
dapat tidak lengkap. Seruan ada dua macam yaitu (1) yang terjadi dari klausa
lengkap ditandai oleh partikel seperti: mudah-mudahan, alangkah dan (2) yang
seperti: aduh, wah, amboi.
Contoh:
1) Wah,
ini baru kejutan!
2) Amboi,
cantiknya!
ConversionConversion EmoticonEmoticon